Transformasi Menuju Fitrah: LBGT dalam Perspektif Keindonesiaan

Sebuah karya Yang menggugah siapapun untuk menilik lebih jauh persoalan LGBT dalam perspektif bangsa Indonesia. Jika (LGBT) tidak diatur, maka berpotensi persekusi. Pidana salah satu fungsinya adalah untuk menghindari adanya persekusi dan intimidasi. Bentuk pemidanaan bisa dengan penjara, kerja sosial, dan rehabilitasi. Dalam penyelesaian masalah LGBT juga perlu dikedepankan metode dakwah dengan cara-cara yang baik dan bijaksana, bil hikmah wal mauidhotil hasanah. (Dr. Hamdan Zoelva,S.H. MH) Suatu penyimpangan orientasi seksual, seperti homoseksual dan biseksual dengan have fun. Apakah itu hak asasi? Bukan. Hak asasi harus menggunakan Ketuhanan Yang Maha Esa. Mereka tidak menggunakan ketuhanan. Disinilah pandangan-pandangan tersebut keliru. (Prof. Dadang Hawari, Psikiater dan Guru Besar Universitas Indonesia) LSM kita memeriksa 200 waria dan gay, ternyata 8 positif HIV. Terbanyak antara usia 20 sampai 49, yaitu usia produktif. HIV AIDS terbanyak diidap oleh laki-laki di lndonesia. LGBT meningkat, penderita HIV Iaki-Iaki juga meningkat. Biaya pengobatan HIV per bulan per orang adalah Rp 500.000,00 sampai Rp 1000.000,00 seumur hidup dan harus ditanggung negara. Coba kita hitung berapa harus ditanggung negara, berapa triliun yang habis karena kalau tidak dibayarkan oleh negara, maka HAM akan menuntut, risiko penularan tertinggi adalah dari dubur, vagina, baru oral. Tidak bisa dicegah dengan antibiotik. Banyak penderita penyakit kelamin tidak bergejala, tampak sehat. tapi bksa menularkan penyakit. (Dewi Inong Iriana, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin)